Sunday, September 15, 2019

Kebetulan.

Di dewan itu, kamu memandang aku tanpa aku sedari,
Mengambil aku sepuluh saat untuk membalas lirikan matamu,
Iya sayang, iya. Aku perasan jelingan manja mu itu.

Malam itu, kamu gelisah kelihatannya mau menegur aku,
Aku tersenyum kecil melihat gelagat mu,
Comel sekali kita waktu itu,
Memikirkan ini semua hanya sebuah kebetulan.

Asap yang penuh, hujan yang lebat membasahi bumi,
Ah terlalu bising untuk malam itu,
Tiba-tiba kamu ada di situ,
Seolah olah ingin mengingatkan aku,
Iya, bising itu hanya fizikal. Mentalnya sunyi.

Kek manis yang aku jarang suka,
Mungkin sebenarnya kek manis yang aku belum suka,
‘Manis tak?’
‘Iya, manis’
Karna manisnya ada pada kamu sayang.

Hari hari tanpa henti,
Hari istimewa tanpa kamu,
Umpama hari biasa,
Tapi ternyata kebetulan itu tiada dalam istilah hidup,
Hari istimewa tetap istimewa dengan punya kamu.

Terlalu banyak kebetulan,
Untuk aku kira sebagai kebetulan,
Andainya kita juga sebuah kebetulan,
Biarkan ia tinggal sebagai kebetulan.





No comments:

Post a Comment